Beranda

Himbauan Untuk Negeri Tercinta

 Bismillahirahmanirahuim,
                Semoga Allah yang Maha Menatap, yang menggenggam langit dan bumi, yang Maha Tahu setiap keadaan, membimbing kita agar bisa menyikapi kejadian apapun dengan sikap terbaik kita. Amiin.
                Kita tidak bisa memaksa segala sesuatu sesuai dengan keinginan kita, tetapi kita harus memaksa diri kita menyikapi apapun dengan sikap terbaik yang disukai oleh Allah SWT. Kenyataan negeri kita sedang dilanda ujian. Kita harus memanfaatkan musibah yang menimpa negeri kita untuk memacu diri kita menjadi bagian dari solusi walaupun mungkin kecil. Insya Allah.

                Saudaraku, beberapa hari yang lalu saya  diundang untuk menyaksikan Kramat Tunggak. Sebelumnya di sana adalah lokalisasi perzinaan dan sekarang dibangun Islamic Center. Mungkin ini yang disebut bagian dari Hijrah dari tempat bergelimang dosa menjadi tempat berlumuran rahmah dan pahala. Alangkah indahnya jikalau kita hijrah menjadi budaya taat.


                Ternyata harus diawali dengan “mimpi“.  Indonesia, negri bagaikan untaian permata yang indah, tetapi pudar namanya saat ini, karena perilaku yang tidak indah dari manusia yang menghuninya. Alam kita kaya, tapi kita berjiwa miskin. Maka pembangunan yang paling penting adalah pembangunan manusianya.
                Di Indonesia ada badan  Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Ketika mendengar kata Legislatif, terbayang dalam benak kita anggota dewan yang terhormat. Mengapa disebut anggota dewan yang terhormat? Karena anggota dewan tersebut sangat menjaga kehormatan dirinya, bisa mewakili dan berlomba-lomba peka terhadap rakyat, sopan dan tidak melakukan perbuatan tercela.
                Jajaran Eksekutif adalah Presiden, Wakil Presiden dan kabinetnya. Ketika disumpah Demi Allah, takut karena jabatan lima tahun di dunia bisa menjerumuskan luar biasa.
Ingatlah  teori pohon, semakin tinggi menjulang, batang kian  mengecil  dan  kian  mudah  patah.    Angin  berhembus 


kian besar. Dan kalaupun jatuh fatal akibatnya. Ini tanda-tanda ujian. Tiap malam berdoa, “Ya Allah… Jangan biarkan saya jadi pengambil keputusan yang menjerumuskan negeri ini.”
                Ketiga adalah jajaran Yudikatif yang terdiri dari Hakim, Jaksa, Pembela. Yudikatif adalah pilar dari sebuah negara. Kalau lembaga hukum sudah tidak bisa menegakkan keadilan dengan benar, maka akan merajalela orang-orang berbuat pelanggaran hukum. Kalau orang sudah tidak bergantung lagi kepada keadilan, orang akan membuat hukum sendiri. Memang tidak pernah berwibawa orang-orang yang tidak punya kehormatan diri. Na’udzubillahi mindzaliq.
                Bagaimana dengan aparat? Kita memimpikan para polisi yang dapat memberikan suri tauladan, dengan pemimpinnya yang dapat memberi contoh yang baik. Pemimpinnya tidak tega untuk memperlihatkan yang mewah-mewah. Bahkan polisi di jalan-jalan senasib sepenanggungan. Para polisi benar-benar disayang oleh masyarakatnya. Para penjahat juga malu untuk berbuat jahat. Tentara dilatih otot kawat, tulang besi, dan leher beton bukan untuk menyakiti rakyat. Karena seragamnya dari rakyat, bedilnya dari rakyat, kopel, kaos kaki, peluru itu uang rakyat semuanya. Tentara adalah pagar negeri ini dan juga pagar masyarakat.
                Juga terhadap kalangan media massa, kita harus membuat berita yang adil, yang berpihak kepada kebenaran, yang bisa mengangkat martabat negeri ini. Martabat masyarakat Indonesia yang mayoritas umat Islam. Tidak mungkin kita memberitakan sesuatu yang membuat umat Islam kehilangan kemuliaannya, selaku umat yang mencintai kebenaran.
                Bagaimana tentang rakyat kita? Kita sering menyikapi masalah dengan sikap yang menimbulkan masalah. Menyembuhkan negeri yang sedang sakit seperti negeri kita ini tidak seperti membalikkan tangan. Kalau kita mau membuat bangunan kita harus siap menunggu orang membuat perencanaan yang bagus. Kita harus siap, kalau kita ingin bangunan kokoh dan megah. Kita harus sabar pada saat kita membuat pondasi. Pondasi itu digali, dipancang, ditanam, di kubur. Jangan mimpi melihat tembok dan genteng, kalau kita sedang membuat pondasi. Negara yang sangat sakit, berbuat begini harus sering, kalau tidak kita harus bersabar di dalam berproses.
                 Sepatutnya 3M yang harus di lakukan saat ini. Sekecil apapun, Ibda’ binafsihi - Mulailah dari diri kita sendiri,  mulailah dengan mimpi yang baik tentang keluarga, lingkungan kita. Yang kedua, Mulailah dari hal-hal yang kecil, karena tidak ada yang besar, melainkan rangkaian dari yang kecil. M yang ketiga, Mulailah saat ini,  karena kita belum tentu memiliki hari esok. Mudah-mudahan seperti yang sudah dinyatakan oleh Allah . Innallaha layughoyyiruma biqoumin hatta yughoyyiruma bianfusihim - Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubah nasibnya sendiri. Mudah-mudahan ujian ini akan berubah menjad tekad pada diri kita. Dan tekad inilah yang membuat kita bergerak bersama-sama. 
Alhamdulillahirobbil’alamin.

Sumber : Aa Gym

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment